Ramadhan Bulan Rahmat; Belum Tibakah Masa nya Mendekat?
Oleh: Ahmad Rasyid Raditya
Luapan syukur yang tidak terkira kepada Allah Swt karena sampai tahun ini kita masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Hati mana yang tidak bahagia ketika berjumpa dengan mulia penuh berkah, bulan penuh rahmat dan ampunan.
Bukankah bulan Ramadhan terasa lebih istimewa dibandingkan bulan-bulan lainnya. Sudahkah hati merasakan suka cita yang membuncah tatkala dipertemukan dengan Ramadhan. Sejenak, mari menyelam ke-kedalaman batin. Apakah kehadiran ramadhan menghantarkan kepada ketakwaan atau hanya sebatas penggugur kewajiban.
Andai ramadhan ini dilewati dengan rasa kepayahan dan bermalas-malasan, bulan mana lagi yang lebih berkesan.
Jika sosial media menjadi pelengah menunggu waktu berbuka saat maghrib berkumandang azan, Dimanakah hilangnya nikmat membaca al-Quran.
Bila Ramadhan berlalu tanpa qiyam, adakah jaminan akan berjumpa lagi di tahun depan.
Allah Swt menegur hambanya yang beriman yang masih sibuk dengan gurauan yang melalaikan dalam firman-Nya:
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
Artinya: "Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik." (QS. al - Hadid: 16)
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari ‘Aun bin Abdullah dari ayahnya bahwa Ibnu Mas'ud RA berkata, “Rentang waktu antara keislaman kami dengan teguran Allah Swt pada kami melalui ayat ini hanya berjarak empat tahun”. (HR. Muslim no.3027)
Jika rentang waktu antara keislaman para sahabat dengan terguran tersebut berjarak empat tahun, lalu bagaimana dengan rentang waktu keislaman kita. Bila dihitung sejak berstatus sebagai mukallaf, sudah berapa tahun kita berada dalam kesaksian mengakui bahwa tiada illah selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
Setiap tahun Fase demi fase usia telah dilewati, sudah berada di fase manakah pada saat Ramadhan kali ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia melewati beberapa fase, yaitu fase lemah, kemudian kuat, lalu lemah kembali dan akhirnya mati. Sebagaimana firman Allah Swt:
۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
Artinya: "Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa." (QS. ar -Ruum: 54)
Jika diklasifikasikan secara umum dapat disimpulkan, fase lemah menuju kuat adalah sejak kelahiran hingga berusia 17 tahun. Fase kuat ketika berumur 17 hingga 40 tahun. Setelah 40 tahun hingga tua, beruban seseorang akan mengalami penurunan kembali dan akhirnya mati. Demikian waktu bergulir fase berganti.
Potret mukmin ideal berdasarkan surah al-Hadid:16 adalah mereka yang menyerahkan diri menjalankan perintah dan larangan Allah Swt dengan lembut hati dan khusyuk. Al-Quran menggambarkan bagaimana suasana batin orang yang beriman dalam firman-Nya:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal." (QS. al-Anfal: 2)
Pada momentum Ramadhan ini kita memohon kepada Allah Swt agar senantiasa mencurahkan hidayah-Nya kepada kita, dan membuka hati kita untuk menerimanya serta meningkatkan keimanan dan rasa takut kepada-Nya.
Komentar
Posting Komentar