Ramadhan bulan al-Quran; Membaca al-Quran terasa nikmat atau berat?

Ramadhan bulan al-Quran; Membaca al-Quran terasa nikmat atau berat?

Oleh: Auliya Suhaila 


Puasa dan al-Quran merupakan dua amalan di bulan Ramadhan yang dipadu padankan satu ayat sebagimana firman Allah Swt:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ

Artinya, “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah." (QS. al-Baqarah: 185)

Tepat pada malam diturunkannya al-Quran pada bulan Ramadhan, diberkahi oleh Allah Swt sebagai Lailatul Qadar (malam yang memiliki keutamaan yang lebih baik dari seribu bulan). 

Kelindan al-Quran dan Ramadhan sudah melekat secara historis. Maka tak ayal ulama-ulama terdahulu dan para kaum mukminin menjadikan al-Quran sebagai ibadah unggulan di bulan Ramadhan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan Abdullah bin ‘Amr bertanya kepada Rasulullah Saw:

"Wahai Rasulullah dalam berapa hari aku boleh mengkhatamkan Al-Qur’an?. Beliau menjawab, “Dalam satu bulan.” ‘Abdullah menjawab, “Aku masih lebih kuat dari itu.” Lantas hal itu dikurangi hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan, “Khatamkanlah dalam waktu seminggu.” ‘Abdullah masih menjawab, “Aku masih lebih kuat dari itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Tidaklah bisa memahami jika ada yang mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari.” (HR. Abu Daud)

Lantas apakah tidak boleh khatam kurang dari tiga hari?

Ibnu Rajab Al-Hambali menyebutkan Larangan mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari itu ada jika dilakukan terus menerus. Akan tetapi jika sesekali dilakukan, apalagi di bulan bulan Ramadhan terlebih pada malam Lailatul Qadar disunnahkan memperbanyak tilawah al-Quran. Lebih-lebih lagi jika memiliki kemampuan khatam dalam shalat.

Imam Syafi’i khatam Al-Qur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali bahkan dikhatamkan dalam shalat.

Qatadah biasanya mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tujuh hari. Namun jika datang bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya setiap tiga hari. Bahkan ketika datang sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya setiap malam.

Al-Aswad mengkhatamkan al-Quran di bulan Ramadhan setiap dua malam. 

Imam Malik meninggalkan aktivitas berdagangnya demi fokus memperbanyak membaca Al-Qur'an. Selain itu juga ada Imam Sufyan ats-Tsauri yang memprioritaskan membaca al-Quran dibanding ibadah sunah lainnya.

al-Qazwini setelah shalat tarawih membuka majelis tafsir al-Qur`an yang dihadiri banyak orang. Beliau menafsirkan surat demi surat semalam suntuk, hingga datang waktu Subuh. Kemudian beliau melakukan shalat Shubuh bersama para jamaah dengan kondisi masih terjaga wudhunya semenjak Isya’. Seakan tidak memiliki rasa lelah, setelah itu beliau mengajar di madrasah Nizhamiyah sebagaimana biasanya.

Kisah-kisah diatas tidak bermaksud untuk melemahkan dengan melakukan pembelaan dengan berfikir bahwa kita hanya orang biasa tidak bisa dibanding-bandingkan dengan para ulama. 

Setiap kisah yang diulang bertujuan sebagai pembelajaran, merenungi dan mempertanyakan. Apa sesungguhnya yang memberatkan tangan membuka lembaran al-Quran dan menghalangi hati untuk menikmati ayat demi ayat dari firman Tuhan yang memberikan limpahan keutamaan.

Di antara keutamaan al-Quran adalah:

1. Al-Quran sebagai petunjuk

‎شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ 

Artinya: "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)" (QS. Al-Baqarah: 185).

2. Memperoleh Pahala Berlipat

‎عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Artinya: "Dari Abdullah Ibnu Mas‘ud, Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim (sebagai) satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi)

3. Sebaik-baik Ibadah

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ عِبَادَةِ أُمَّتِي قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ   

Artinya: "Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).

4. Syafaat di Hari Kiamat

‎اقْرَأُوا القُرْآنَ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ

Artinya: "Bacalah Alquran, sesungguhnya ia pada hari Kiamat akan datang memberi syafaat kepada pembacanya." (HR Muslim:)

5. Menentramkan Jiwa

‎وَما اجْتَمع قَوْمٌ في بَيْتٍ مِن بُيُوتِ اللهِ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عليهمِ السَّكِينَةُ

Artinya: "Tidaklah suatu kaum berkumpul di antara rumah-rumah Allah sambil membaca Kitabullah, dan saling mempelajari di antara mereka. Kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dan diberikan rahmat serta malaikat akan menaunginya. Dan mereka akan diingat di sisi Allah." (HR. Muslim)

Pada Ramadhan kali ini mudah-mudahan Allah merahmati kita dengan al-Quran dan diberi kemampuan untuk membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Hingga kelak Al-Quran datang sebagai pembela.

Komentar