Hikmah Dibalik Puasa

Hikmah Dibalik Puasa

Oleh: Fadhail Ilyasa

Puasa tidak hanya disyariatkan untuk umat Nabi Muhammad Saw saja. Jauh sebelumnya puasa sudah dilakukan oleh umat-umay terdahulu, bahkan Nabi Adam as sebagai manusia pertama sudah mengerjakan ibadah berpuasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa puasa termasuk ibadah tertua. 

Sebelum turun perintah kewajiban puasa Ramadhan, awalnya puasa Asyura menjadi ibadah puasa yang diwajibkan. Syariat berpuasa sebulan penuh (bagi yang memenuhi syarat) selama bulan Ramadhan tentulah memiliki hikmah tersendiri.

Menurut Prof. Moh. Isom Yusqi dapat 3 kategori hikmah dibalik berpuasa. Yaitu hikmah jasmaniyah, ijtimaiyyah dan ruhiyah.

1. Hikmah Jasmaniyah

Ilmu kedokteran telah mengakui bahwa berpuasa dapatkan menyehatkan jasmani. Tidak dapat disangkal setiap kita memiliki masalah jasmani. Jauh sebelum penelitian kedokteran menemukan bukti kesehatan bagi orang berpuasa, Rasulullah Saw telah bersabda:

 صُومُوا تَصِحُّوا 

Artinya: “Berpuasalah kalian maka kalian akan sehat.” (HR. at-Thabrani)

2. Hikmah Ijtimaiyyah

Selamat berpuasa di bulan Ramadhan akan semakin terjalin silaturahmi antar individu baik antar keluarga, masyarakat maupun ditempat bekerja. Terlebih lagi hikmah Ijtimaiyyah pada bulan Ramadhan memiliki pahala yang berlipat ganda. 

Hikmah puasa ini dapat dilihat dari hubungan sosial seseorang yang diimplementasikan melalui keshalehan sosial seperti saling membantu, berinfak dan sedekah.

Bersedekah

أيُّ الصَّدَقَةِ أفْضَلُ؟ قَالَ صَدَقَةٌ فَيْ رَمَضَانَ

Artinya: "Rasulullah saw pernah ditanya, “Sedekah apakah yang paling mulia?” Beliau menjawab: “Yaitu sedekah dibulan Ramadhan.” (HR Tirmidzi).

Berbagai menu buka puasa

مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أجْرِ الصَّا ئِمِ لَا يَنْقُصَ مِنْ أجْرِ الصَّائِمِ شَيْئٌ

Artinya: "Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut." (HR Ahmad).


3. Hikmah Ruhiyah

Hikmah ini semestinya dirasakan oleh setiap orang yang berpuasa agar puasa tidak hanya sekedar mendapatkan lapar dan dahaga saja. Hikmah Ruhiyah ini dapat terwujud dengan adanya rasa ikhlas, sabar dan syukur. Bahkan diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw sangat berlemah lembut di bulan Ramadhan.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Artinya, “Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari) 

Komentar